Rabu, 10 November 2010

Belajar Mandiri dalam bidang pendidikan

Sistem belajar mandiri ini sangatlah penting di dalam pendidkan, agar para pelajar tidak hanya mengandalkan guru/dosen. Dalam belajar mandiri ini para pelajar dapat memanfaatkan media yang ada seperti internet, perpustakaan keliling, dll. Jadi ilmu yang diperoleh tidak hanya dari guru/dosen saja namun ilmu yang diperoleh dapat dari berbagai macam media. Semakin sering para pelajar memanfaatkan media tersebut maka semakin besar ilmu yang diperoleh.

Pada saat di sekolah atau di kampus mungkin guru/dosen tidak menjelaskan pelajaran secara detail karena keterbatasan waktu, namun para pelajar tersebut dapat memanfaatkan media interet dalam mencari info lebih banyak agar menambah pengetahuan, membaca buku, dll. Namun faktanya saat ini sedikt para pelajar yang mau memanfaatkan media yang sudah ada. Sehingga ilmu yang diperoleh pelajar hanya terpacu dari guru/dosen saja.

Para pelajar juga dapat memanfaatkan media tersebut dalam mencari tugas mereka, media yang tersedia dapat bermanfaat banyak jika pelajar tersebut ingin memperoleh info banyak dan mencari ilmu sebanyak – banyaknya.

Belajar secara mandiri sebenarnya sangat membantu pelajar untuk memperoleh ilmu sebanyak -  banyaknya, namun kesadaran dalam belajar sangatlah kurang sehingga banyaknya para pelajar yang hanya mendapatkan sebuah ilmu dari guru/dosen saja. Jika para pelajar mempunyai keingiinan belajar yang tinggi maka mereka akan memanfaatkan media belajar mandiri ini untuk memperoleh ilmu. Mereka akan menimba ilmu sebanyak – banyaknya karena ilmu yang mereka peroleh dapat bermanfaat untuk di masa yang akan mendatang.


Dalam hal ini kita harus mengetahui beberapa macam karakteristik belajar mandiri :
- Menurut Candy (1975), belajar mandiri dapat dipandang baik sebagai proses dan juga tujuan. Dengan kata lain, belajar mandiri dapat dipandang sebagai metode belajar dan juga karakteristik pebelajar itu sendiri. Belajar mandiri sebagai tujuan mengandung makna bahwa setelah mengikuti suatu pembelajaran tertentu pebelajar diharapkan menjadi seorang pebelajar mandiri. Sedangkan belajar mandiri sebagai proses mengandung makna bahwa pebelajar mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa terlalu tergantung pada guru/tutor (mandiri). Berkaitan dengan hal ini, Candy juga membedakan antara belajar mandiri sebagai modus dalam mengorganisasikan pembelajaran dalam seting formal (learner-control) dengan belajar mandiri sebagai individualisasi (autodidaxy). Konsep pertama, menjelaskan konsep belajar mandiri sebagai sistem belajar dalam seting formal. Sedangkan konsep kedua, menjelaskan belajar mandiri sebagai belajar sendiri secara bebas (otodidak). Jadi, belajar mandiri tidak sama dengan belajar otodidak (belajar sendiri). Belajar mandiri sebagai proses memfokuskan diri pada karakteristik transaksi belajar-mengajar yang melibatkan “needs assessment”, sistem evaluasi, sumber-sumber belajar, peran dan keterampilan fasilitator/tutor.
- menurut Dodds (1983), menjelaskan bahwa belajar mandiri adalah sistem yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dari bahan cetak, siaran ataupun bahan pra-rekam yang telah terlebih dahulu disiapkan; istilah mandiri menegaskan bahwa kendali belajar serta keluwesan waktu maupun tempat belajar terletak pada siswa yang belajar.
Dengan demikian, belajar mandiri sebagai metode dapat didefinsisikan sebagai suatu pembelajaran yang memfosisikan pebelajar sebagai penanggung jawab, pemegang kendali, pengambil keputusan atau pengambil inisiatif dalam memenuhi dan mencapai keberhasilan belajarnya sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain. Guru/tutor berperan sebagai fasilitator yang memungkinkan pebelajar dapat secara mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar